Surabaya Berduka, Yerusalem Menangis, Amerika Tertawa - Mazdesu
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surabaya Berduka, Yerusalem Menangis, Amerika Tertawa

Surabaya Berduka, Yerusalem Menangis, Amerika Tertawa
Baru kemarin rasanya saya menuliskan harapan saya agar tindak radikalisme dan terorisme ini bisa berakhir. Tiba-tiba tadi pagi, saya membaca kabar berita bahwa telah terjadi lagi aksi terorisme.

Nggak tanggung-tanggung yang di serang markas polisi pula.

Jujur, udah nggak ngerti lagi saya sama carut-marutnya negeri ini. Seolah-olah kata ‘kemanusiaan’ dan ‘perdamaian’ tidak lagi memiliki nilai dan arti. Yang saya takutkan bukan saya akan menjadi salah satu korbannya, tapi saya lebih takut Indonesia berakhir seperti negeri-negeri di Timur Tengah sana. Porak poranda karena perang yang entah kapan berakhirnya.

Yang bikin saya terlebih sedih lagi adalah kelalaian saya yang mudah terprovokasi oleh media.

So sad~

Mungkin kalian tahu bahwa beberapa waktu ke belakang, umat muslim di Indonesia sempat bersatu dan beraksi di Monumen Nasional, Jakarta untuk menyuarakan #SavePalestine dan #SaveAlAqsha yang kemudian kita kenal dengan Peristiwa 511.

Tapi ketika tragedi berdarah-beruntun terjadi di Indonesia, semangat kita untuk menyuarakan selamatkan Al Aqsha seakan hilang dikubur media. Kalau kalian kurang ngikutin, tragedinya dimulai dari penyerangan ke Mako Brimob, lalu bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, dan yang terakhir adalah bom mobil di Polrestabes Surabaya. Ketiga kasus tersebut berhasil membuat kita lupa bahwa Amerika Serikat sedang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Dan itu sudah selesai.

Sekarang, kedutaan besar Amerika Serikat di Yerusalem sudah resmi. Karenanya, Donald Trump disambut layaknya pahlawan di Yerusalem. Bahkan di tembok ratapan pun dituliskan kalimat, Terima Kasih Donald Trump, seakan-akan ia sudah menyelamatkan umat dari kehancuran.

Sedih dan kecewa rasanya ketika menyadari bahwa saya sempat ‘menjadi pengikut setia media’ hingga saya lupa bahwa aksi terorisme ini bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh umat muslim.

Saya tidak bilang kalau kisah tragis ini hanyalah sebuah pengalihan isu dari isu kemanusiaan yang lebih besar. Ini penting dan serius, tapi bukan satu-satunya. Ada Al-Aqsha yang sedikit demi sedikit mulai diambil alih dari pemilik aslinya, orang-orang Palestina.

Setelah Kedutaan Besar Amerika resmi di Amerika Serikat. Masalah baru pun muncul, yaitu ajakan Perdana Menteri Israel kepada negara-negara lain untuk sama-sama memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Memangnya apa yang salah dengan pindahnya kedutaan besar negara-negara ke Yerusalem? Tidak ada yang salah. Hanya ada satu hal yang saya harap tidak terjadi, hilangnya hak saudara kita di Palestina untuk tinggal di tanah mereka sendiri.

Menurut saya, langkah-langkah seperti ini dilakukan untuk mendapatkan satu hal, pengakuan. Ketika Israel mengizinkan negara-negara memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, kesannya seperti tanah Yerusalem adalah milik Israel. Dan pada akhirnya, negara-negara di seluruh dunia akan mengakuinya.

Saya yakin, kita semua tahu bahwa suatu negara dianggap sah sebagai negara ketika diakui secara de facto dan de jure, ingat? Dan langkah yang dilakukan ini adalah sebagai modal Israel memenuhi de jure yang diperlukan.

Semoga apa yang saya bicarakan diatas hanyalah OMONG KOSONG BELAKA. Semoga itu semua benar untuk terjaganya perdamaian seperti yang diucapkan oleh Netanyahu.

Apapun yang terjadi di negeri ini, di dunia ini, di kehidupan ini, semoga saya bisa melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Atau, saya harap ada sosok yang bisa memperbaiki kerusakan yang sedang terjadi.

Dan saya harap itu bisa terjadi sebelum ‘janji yang pasti’ terjadi, sebelum ‘akhir untuk sebuah awal’ terjadi, sebelum munculnya apa yang saya sering baca dan dengar sebagai Dajjal dan Mahdi.

Aamiin Allahuma Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Saya rasa tidak ada faedah dari tulisan saya kali ini, namun terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di tulisan saya lainnya.

Posting Komentar untuk "Surabaya Berduka, Yerusalem Menangis, Amerika Tertawa"