Karena Bahagia Nggak Perlu Mahal

Bahagia. Apa yang kalian tahu tentang bahagia? Banyak yang beranggapan kalau uang adalah sumber kebahagiaan. Kalau tidak ada uang, maka kebahagiaan adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.
Kemarin, tertanggal 26 Mei 2016, saya bersama beberapa ekor kawan saya memecahkan pernyataan tersebut. Rizki, Dicky, Fauzan, Milzam, Ilham, Ary dan Rafi. Mengawali semuanya dengan Jumatan bersama, meski kata bersama kurang tepat untuk merepresentasikannya karena beberapa tidak ada di masjid yang sama.
Lepas melaksanakan Sholat Jumat, teman-teman saya pun berkumpul di tempat yang biasa dikenal dengan ‘Waryong’ atau ‘Warung Sariong’. Di tempat yang alakadarnya itu, bermacam rencana untuk mengisi hari Jumat yang penuh berkah pun mulai bermunculan. Mulai dari main PES (Pro Evolution Soccer), futsal, makan bareng, taraweh bareng, main kartu hingga buka bersama di masjid. Semua ide keluar dalam diskusi sederhana kami itu.
Setelah perdebatan panas (panas karena kami ngobrol siang-siang di bawah terik matahari langsung), akhirnya kami sampai di satu kesimpulan untuk mengisi hari Jumat itu dengan beberapa kegiatan. Dimulai dengan Taraweh di masjid kebanggan, rumah Allah tercinta, Masjid Al-Huda Permata Cimahi dan melanjutkannya dengan sedikit olahraga futsal.
Saya bersama dengan Dicky pergi ke salah satu lapang futsal tempat kami biasa bermain futsal. Kami memesan lapang untuk jam 21.15-22.15. Sehingga kami dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu setelah melaksanakan taraweh.
Setelah memesan tempat, kami pun berpisah dan melanjutkan kehidupan masing-masing. Saya pergi ke kampus untuk memenuhi panggilan salah satu teman saya, Guri, dan begitupun yang lainnya sibuk dengan kesibukannya masing-masing.
Singkat cerita, saya dan kawan-kawan saya telah selesai melaksanakan shalat taraweh bersama. Waktunya untuk futsal.
Masalah pertama tiba-tiba muncul ketika Febi, Niko dan Rafli yang awalnya direncanakan hadir tiba-tiba berhalangan karena alasan yang sudah pasti. Walhasil, perang batin antara membatalkan atau melanjutkan acara futsal pun pecah diantara delapan orang yang saya sebutkan di awal. Setelah berdiskusi berpanjang lebar, akhirnya kami putuskan untuk menikmati malam menjelang bulan Ramadhan itu dengan futsal ber-delapan-an.
Sesampainya di lapang, kami langsung bersiap-siap dan memasuki lapangan. Berbeda dengan futsal biasanya yang membawa arogansi dan keseriusan, futsal yang kami lakukan cenderung main-main. Penuh tawa. Itulah memang tujuan awal dari kegiatan ini. Untuk mempererat hubungan silaturahmi yang sudah sedikit longgar sebelum akhirnya terputus.
Setelah asyik berolahraga malam bersama, kami pun berkumpul di tempat biasa, di depan rumah Rafi untuk sedikit berbincang-bincang. Ditengah perbicangan kecil itu, tiba-tiba Rizki, salah satu kawan yang sudah terbilang sukses dengan bisnisnya nyeletuk,
“Mie ayam yuk?”
Otomatis, ngantuk yang tadinya menerjang seketika hilang. Tujuh orang tersisa karena Ary memutuskan langsung pulang selepas futsal. Perjalanan yang tadinya ingin langsung diakhiri malah berlanjut menuju tempat Mie Ayam Mas Anwar. Sayangnya, Mie Ayam yang dirindukan telah habis. Jadi, kami memutuskan untuk memesan bakso.

Dengan senyuman kami menyantap ‘traktiran’ dari ‘bos-satu-hari’ kami, Rizki. Malam itu terasa membahagiakan. Ditemani lagu Adele – All I Ask dari salah satu ruko yang ada di sebrang, membuat suasana makan pinggir jalan kami serasa di kafe-kafe ternama.
Sesudah makan, kami pun mengakhiri malam dengan senyuman. Saling bersalaman dan mengucap salam lalu berlanjut ke kediaman masing-masing.
Hari itu membuat saya sadar bahwa untuk bahagia tidak perlu dengan uang.
Hari itu menjadi salah satu hari yang mungkin akan menjadi cerita menarik tersendiri bagi saya dan kawan-kawan saya. Semoga Ramadhan tahun ini juga menjadi Ramadhan yang penuh berkat bagi kita semua dan semoga kawan semua dapat menemukan satu pengalaman berharga seperti yang saya alami hari itu.
Sekian yang bisa saya ceritakan. Semoga tulisan sederhana ini mengandung sesuatu yang bermanfaat. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.
Posting Komentar untuk "Karena Bahagia Nggak Perlu Mahal"
Untuk kawan yang mau ngasih komentar, kritik, saran silahkan login akun Google kalian. Baru nanti bisa komen disini. Nggak punya? Buat~!